sivalintar   Teman Dekat Kala Gelisah

Pengalamanku


PERCAYA DIRI
Dasar dari Segala Prestasi

Kita jarang bisa meraih sesuatu yang berarti sebelum percaya, kita bisa menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Kita bergerak searah dengan kepercayaan kita. Kita mencapai atau cenderung mencapai tujuan-tujuan yang kita percaya bisa kita capai. Setiap orang besar yang berhasil memajukan dunia memiliki cadangan rasa percaya diri dalam jumlah besar. Dalam setiap kelompok, kita bisa dengan mudah memilih anak laki-laki atau perempuan, pria atau wanita, yang punya kemungkinan besar untuk sukses. Mereka adalah orang-orang yang punya kepercayaan absolut terhadap kemampuanya untuk menyelesaikan pekerjaan apa pun yang mereka kerjakan.

Kita tidak mustahil untuk mendapatkan sesuatu yang melebihi harapan dan apa yang kita miliki. Rasa percaya diri adalah dasar dari segala prestasi. Rasa percaya diri membebaskan semua rasa cemas, takut, frustasi, dan gelisah sehingga kita bisa mencapai hal-hal yang kita dambakan. Kebebasan ini sangat penting untuk sukses yang lebih besar dalam hidup ini.







'Harapan' adalah salah satu kata terbesar dalam bahasa kita. Kata ini dengan jelas menunjukan definisi dari kata terbesar lainya yaitu kepercayaan. Kepercayaan, tak lain dan tak bukan adalah tindakan dari kekuatan pemikiran dalam bentuk keinginan yang paling tulus. Disertai dengan harapan untuk memenuhinya. Tanpa unsur harapan, kepercayaan sejati akan kekurangan sifat yang paling berarti.

Rasa percaya diri atau mengharap diri sendiri bisa mencapai sesuatu adalah bantuan yang jauh lebih besar dibanding uang dan pengaruh untuk meraih sukses dalam hidup. Siapapun yang punya gambaran kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar, punya kepercayaan yang lebih besar pada diri sendiri, kepercayaan yang lebih besar dalam pencapaian, bisa dipastikan meraih sukses yang lebih besar dibanding mereka yang menggantungkan suksesnya pada aset-aset kekayaan, pengaruh, posisi, dan sekolah di universitas terbaik.

Sumber: Tabloid AURA



Agar bisa memahami lebih jelas artikel di atas, berikut akan aku ceritakan sebuah contoh nyata, kisah sukses dua orang pemuda yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Sekitar sembilan tahun yang lalu, aku bekerja disebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang agribisnis. Aku ditugaskan di bagian pemasaran dan keuangan. Tugas kerjaku mengharuskan aku berinteraksi dan bertemu banyak orang dengan beragam watak dan karakter.
Aku suka mengamati orang-orang berkarakter unik dan menonjol.

Suatu hari kantor kami kedatangan tamu, dua orang pemuda berusia sekitar 20-an tahun (seusiaku saat itu). Dari gaya dan penampilanya menunjukan mereka anak orang berada. Kita sebut saja dua orang anak muda tersebut bernama Jhony dan Jaka (bukan nama sebenarnya). Jhony dan Jaka bermaksud membeli salah satu produk perusahaan kami. Singkat kata, setelah negosiasi antara kami dan mereka, akhirnya tercapai suatu kesepakatan jual beli dengan sistem pembayaran kredit.

Seperti yang sudah aku jelaskan, aku suka mengamati karakter orang-orang yang aku temui. Inilah yang yang akan jadi fokus bahasan kita.
Dalam pandanganku saat itu, kedua pemuda itu terkesan angkuh dan sombong, aku pikir, "Mentang-mentang orang kaya, angkuh banget orang ini." Ternyata bukan aku saja yang beranggapan demikian, teman-teman sekantorku pun mempunyai kesan yang sama terhadap kedua pengusaha muda tersebut, kesanya angkuh dan sombong.

Benarkah kedua pemuda itu angkuh dan sombong?
Ataukah penilaian subtektif kita yang mengatakan demikian?

Kadang kita menilai seseorang hanya dari satu sudut pandang saja. Sudut pandang kebenaran kita sendiri, kebenaran relatif yang hanya hitam dan putih. Kita sering merasa kitalah yang paling benar, paling baik dan paling mulia, sedangkan orang lain salah, buruk dan hina.





Kita enggan dan begitu berat mengakui kelebihan orang lain dan mengakui kekurangan dan kelemahan diri sendiri.

Sekarang mari kita berusaha sebisa mungkin bersikap obyektif dalam menilai orang lain, apalagi menilai lepribadian seseorang. Kita pandang keangkuhan dan kesombongan Jhony dan Jaka dari sudut pandang lain, sudut pandang yang positif. Kita anggap saja keangkuhanya adalah cerminan kepercayaan dirinya yang tinggi. Mereka tak ragu dalam bersikap dan bertindak, tidak takut salah atau keliru. Mereka percaya sepenuhnya kepada dirinya sendiri, percaya pada kebenaran yang diyakininya dan tidak terlalu peduli terhadap penilaian (negatif) orang lain kepada mereka.
Sikap dan keyakinan dirinya itulah yang mungkin membuat mereka tampak anggkuh dan sombong dalam pandangan orang lain.

Beberapa tahun kemudian Jhony si pemuda 'angkuh' itu telah menjadi pengusaha muda yang sukses. Aset perusahanya telah mencapai milyaran rupiah. Tentunya semua itu dicapai berkat ketekunan dan usaha keras dalam mengelola bisnisnya, bahkan setelah jatuh bangun dan hampir bangkrut.
Saat aku bertemu Jhoni dalam suatu kesempatan, aku melihat sosok seorang pengusaha muda sukses yang ramah, matang dan penuh percaya diri. Tak tampak lagi kesan angkuh dan sombong dalam dirinya.

Jaka sahabat Jhony, aku dengar juga sukses dalam bisnisnya, namun akhirnya bangkrut karena kalah bersaing dengan perusahaan besar.


Untuk apa aku menceritakan kisah ini? Apa yang bisa dipetik dari kisah ini?
Aku hanya ingin mengatakan, "Tidak berlebihan bila dikatakan, Percaya diri adalah dasar dari segala prestasi."
Lalu, apa jadinya jika seseorang kehilangan kepercayaan dirinya? Aku pernah mengalaminya.



  < kembali