"Aku Hilang Ingatan"



Suatu malam, saat aku menyeberang jalan, Brakk! Gedebug! Aku tertabrak sepeda motor. Aku terpelanting dan kepalaku membentur batu di pinggir jalan. Seketika itu aku tak ingat apa-apa lagi. Saat sadar aku sudah terbaring di sebuah ranjang rumah sakit. Kepalaku terasa pening dan sekujur tubuhku terasa ngilu. Saat menengok ke sebelah kiri, seorang pria setengah baya, duduk di samping tempat tidurku. Sambil tersenyum dia berkata, "Syukurlah kalau kamu sudah sadar." Anehnya aku sama sekali tidak tahu berada dimana? di rumah sakit mana? Aku pun tidak tahu, tidak ingat, siapa aku sebenarnya? Mengapa aku berada disini? Apa yang terjadi dengan diriku? Aku bertanya-tanya dalam hati. Yang aku rasakan hanyalah pening di kepala, ngilu dan perih di bagian tangan dan kaki.

"Bapak melihatmu tergeletak di pinggir jalan, di seberang lapangan sepak bola, tadi malam," suara lelaki tadi mengejutkanku, membuyarkan lamunanku.

"Terima kasih pak! Bapak sudi repot-repot nolong saya," kataku.

"Enggak apa-apa," kata si bapak, "Itu sudah menjadi kewajiban bapak menolong sesama. Masa ada orang tergeletak di pinggir jalan dibiarkan saja, orang macam apa bapak ini."

"Oh ya, kenalkan nama bapak Wardi," katanya, seraya mengulurkan tangan.

"Saya, oh, Emm....?" Sambil menjabat tangannya, aku bingung mau ngomong apa. "Maaf pak, saya tak ingat siapa saya sebenarnya?"

"Sudahlah, enggak usah banyak pikiran dulu, istirahat saja yah! Yang penting kamu cepat sembuh," katanya dengan sorot mata yang teduh dan menentramkan. Beberapa saat kemudian dia pamit, meninggalkan ruang perawatanku.

Singkat cerita, setelah kondisiku pulih, setelah dirawat selama tiga hari dirumah sakit, karena belum ingat siapa diriku sebenarnya, aku diajak Pak Wardi ke rumahnya di pinggiran kota. Setiba di rumahnya yang cukup besar dan asri, aku dikenalkan kepada istrinya, seorang wanita berkaca mata dengan raut wajah yang tampak ramah. Senyumnya yang menentramkan menghiasi wajahnya yang walaupun-kalau aku tak salah kira-sudah berusia di atas 40-an, masih tampak pesona kecantikannya saat muda.

"Nama ibu, Meti," katanya mengenalkan diri. "Jangan sungkan-sungkan ya! Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami."

Pak Wardi dan ibu Meti ternyata tidak dikaruniai seorang anak pun selama 25 tahun usia perkawinan mereka. Sepasang suami isteri yang baik hati ini tinggal berdua dan hanya ditemani seorang pembantu di rumah besar tersebut.

Tak terasa, semenjak kecelakaan itu, sudah hampir enam bulan aku tinggal bersama keluarga bahagia dan baik hati itu. Aku benar-benar mendapatkan perhatian dan curahan kasih sayang dari kedua orang tua angkatku itu. Aku pun tumbuh menjadi remaja yang ceria dan bahagia. Segala kebutuhanku dipenuhi, tugasku hanya belajar dan belajar. Kecelakaan itu seakan sebuah keajaiban, bukti campur tangan Tuhan terhadap kehidupanku. Kecelakaan itu telah merubah diriku, aku menjadi pribadi lain, pribadi yang penuh percaya diri, optimis, selalu berpikir positif, ramah dan luwes bergaul. Sisi positif diriku yang muncul dari dalam itu juga membawa perubahan dalam penampilan luarku. Bagai sinar mentari yang menyibak kabut dan awan gelap, penampilanku sekarang lebih segar dan ceria dengan sorot mata yang jernih dan tajam penuh optimisme. Wajahku pun tampak bercahaya dihias senyum yang selalu tersungging, membuat penampilanku semakin memesona.


Maaf !

Pengunjung sivalintar.com, mohon maaf, kisah yang saya ceritakan di halaman ini dengan judul "Aku Hilang Ingatan", sebenarnya tidak pernah terjadi. Kisah di atas hanya khayalanku saja. Coba anda perhatikan, khusus untuk kisah ini, warna hurupnya berbeda dengan tulisan kisahku sebelumnya. Kisah khayalan ini aku tulis dengan warna hurup coklat, bukan hitam.

Lalu, untuk apa aku menceritakan, kisah khayalan yang tak pernah terjadi?
Kisah ini memang tak pernah terjadi dalam kehidupan nyataku, tapi kisah ini terjadi di alam khayalku, ada dalam pikiranku. Aku suka berkhayal, suatu peristiwa terjadi, dan dengan sebuah "keajaiban" aku berubah! Keadaanku berubah. Aku menjadi seseorang dengan kepribadian ideal seperti yang aku idamkan. Pribadi yang penuh percaya diri dan penuh pesona. Tapi sayang, pribadi ideal hanya sekadar angan-angan dan khayalan yang ada dalam pikiranku.

Saat suasana hatiku berada di puncak kegalauan, kecemasan, kesedihan, dan kekacauan emosi yang tak terkendali, sering aku berharap, semua kepedihan dan derita batin yang aku alami hanya sekedar mimpi. Dan saat terjaga aku akan berkata, "Oh, syukurlah, ternyata semua ini hanya mimpi!" Lalu, aku melanjutkan tidurku dan mimpi indah. Sayang, semua yang menimpa diriku benar-benar sebuah kenyataan. Kenyataan pahit dalam perjalanan hidupku yang harus aku terima dengan tegar dan ikhlas. Dari sini aku sadar, aku tidak bisa merubah dan memperoleh segala hal yang aku inginkan hanya dengan mengharap datangnya nasib baik atau keajaiban, walaupun mungkin hal itu memang ada. Aku harus bisa melihat dan menerima kenyataan. Untuk meraih segala hal aku harus berusaha dan bekerja keras. Bahkan usaha keras saja belum menjamin aku bisa meraih apa yang aku inginkan.

Jangan berharap, bahwa dengan melangkah kita bisa mencapai tujuan. Kita bisa menghentikan dengan mudah langkah-langkah kita, lalu berbalik atau mundur dengan berbagai alasan, dan jadilah kita seorang pecundang!

Tapi, menurutku, tak ada salahnya jika kita punya harapan, angan-angan atau impian. Aku pikir malah harus! Semua itu bisa dijadikan titik tuju dan dorongan semangat setiap gerak dan langkah kita. Hanya saja kita tidak bisa mencapainya dengan cara "terbang" seperti Harry Potter atau dengan lampu wasiatnya Aladin. Kita bisa mencapainya dengan berjalan selangkah demi selangkah ke arah yang kita tuju, ke arah impian kita. Memang, butuh kekuatan besar untuk mewujudkan impian-impian kita. Kekuatan yang akan mendorong kita untuk terus melangkah, melewati bermacam rintangan yang menghadang, seberat apa pun rintangan itu. Kadang kita merasa tak sanggup lagi melangkahkan kaki. Namun, pada akhirnya langkah kita akan sampai juga ke titik tujuan dan jadilah kita seorang pemenang!

Kekuatan besar itu ada di dalam diri kita sendiri, ada di dalam diri setiap orang. Kekuatan besar itu adalah optimisme, antusiasme dan pikiran-pikiran positif kita. Kekuatan inilah yang membuatku mampu bertahan menghadapi derita fisik dan psikis yang amat berat. Kekuatan inilah yang mampu membuatku bangkit untuk meraih kembali harapan dan impian yang hampir tenggelam.

Maaf, ceritanya agak ngelantur nih, mari kita lanjutkan kisahnya. Tapi, apa anda belum bosan membaca kisahku ini? Mudah-mudahan tidak. Aku senang jika kisahku ini bisa bermanfaat bagi orang lain, sekecil apa pun itu. Benar nih, masih mau baca lanjutan kisahnya? Silakan buka halaman berikutnya.



Fhoto ilustrasi di bawah judul "Aku Hilang Ingatan" adalah karya sahabatku, Nurhayati (Nunqy.Multiply.com).






Halaman :   1 -  2 -  3 -  4 -  5 -  6 -  7 -  8 -  9 -  10 -  11 -  12 -  13 -  14 -  15 -  16



  Home  |  < halaman 11  |   halaman 13 >>
[ 12 ]