Seperti
kebanyakan gangguan kesehatan lainnya, depresi memiliki gejala yang jelas.
Tetapi, tanda-tandanya tidak selalu mudah dikenali. Mengapa?
Kerena hampir semua
remaja ada kalanya mengalami suasana hati yang tidak enak, sebagai mana
orang dewasa. Apa beda antara kasus kesedihan biasa dan depresi? perbedaan
utama terletak pada intensitas dan durasi kondisi
tersebut.
Intensitas mencakup kadar perasaan negatif yang
melanda sang remaja. Depresi lebih parah dari pada sekedar perasan putus
asa sesaat; "depresi adalah penyakit yang menguras emosi, yang secara
serius mengganggu kesanggupan remaja untuk melakukan kegiatan secara normal.
Dokter Andrew Slaby menggambarkan parahnya kondisi itu
begini, "Bayangkan nyeri fisik terhebat yang pernah anda rasakan—patah
tulang, sakit gigi, atau sakit bersalin—lipat gandakan sepuluh kali dan
bayangkan anda tidak tahu penyebabnya; barulah anda mungkin dapat
mengira-ngira seberapa menyiksanya depresi itu."
Durasi
memaksudkan jangka waktu keadaan tanpa gairah hidup itu berlangsung.
Menurut Leon Cytryn dan Donald H. McKnew, Jr., dua profesor di
bidang klinis, "Seorang anak yang tidak memperlihatkan tanda-tanda
terhibur atau pulih pada kehidupan normalnya dalam waktu seminggu setelah
mengalami suasana hati yang tidak enak (apapun penyebabnya)—atau dalam
waktu enam bulan setelah mengalami apa yang baginya adalah kahilangan yang
hebat—berada dalam risiko mengalami gangguan depresi".
Gejala-Gejala Umum
Depresi didiagnosis hanya apabila
seorang remaja memperlihatkan sejumlah gejala setiap hari, sangat sering
dalam sehari, sedikitnya selama dua minggu. Serangan yang relatif singkat
dianggap sebagai sebuah episode depresi. Distimia, bentuk depresi ringan
yang lebih kronis, didiagnosis apabila gejala-gejalanya berlangsung
setidaknya selama satu tahun tanpa kondisi bebas serangan selama lebih
dari dua bulan. Dalam kasus-kasus itu, apa saja gejala umum
depresi?
Perubahan suasana hati dan prilaku secara
tiba-tiba Remaja yang tadinya penurut mendadak menjadi suka
melawan. Prilaku memberontak bahkan kabur dari rumah merupakan gejala umum
di antara remaja yang depresi.
| |
Terasing secara
sosial. Sang remaja yang depresi menarik diri dari teman-teman.
Atau mungkin teman-teman itu yang menarik diri dari remaja yang depresi,
karena memperhatikan perubahan yang tidak menyenangkan dalam sikap dan
prilakunya.
Berkurangnya minat dalam hampir semua
kegiatan. Tak ada panas tak ada hujan, sang remaja sang remaja
tiba-tiba menjadi pasif dan bersikap masa bodoh. Hobi yang baru saja dianggap
menarik sekarang dianggap membosankan.
Perubahan yang
mencolok dalam kebiasaan makan. Banyak pakar merasa bahwa kelainan
perilaku makan seperti anoreksia, bulimia dan makan berlebihan secara
kompulsif sering kali muncul seiring dengan (dan kadang-kadang disebabkan
oleh) depresi.
Problem tidur. Sang remaja tidur terlalu
singkat atau terlalu lama. Ada yang mengembangkan kebiasaan tidur yang
tidak normal, bergadang sepanjang malam dan tidur sepanjang
siang.
Merosot dalam kesanggupan akademis. Remaja yang
depresi merasa tidak cocok dengan guru dan teman-teman, kemudian nilainya
mulai merosot. Tidak lama kemudian, sang remaja merasa enggan untuk pergi
ke sekolah.
Tindakan yang beresiko atau membahayakan diri
sendiri. Perlaku yang 'bermain-main dengan maut' mungkin
memperlihatkan bahwa seorang remaja sudah enggan hidup. Melukai diri
sendiri (seperti menyayat kulit) bisa juga merupakan suatu
gejalanya.
Merasa tidak berharga atau merasa bersalah secara
berlebihan. Sang remaja menjadi sangat kritis terhadap diri
sendiri, merasa dirinya gagal total, sekalipun paktanya bisa jadi
memperlihatkan sebaliknya.
Problem psikosomatik. Apabila
tidak ada penyebab pisik yang dapat dijumpai, yakni sakit kepala, sakit
perut, nyeri punggung, dan problem-problem serupa, dapat mengindikasikan
adanya depresi tersembunyi.
Sering berpikir ingin mati atau
bunuh diri. Berminat secara ekstrem pada kematian dan hal-hal yang
mengerikan dapat menunjukan adanya depresi. Demikian pula ancaman-ancaman
bunuh diri, yang hendaknya ditanggapi dengan serius.
|