Faktor-faktor tersembunyi
"Banyak keputusan untuk bunuh diri barangkali bergantung pada cara menyikapi peristiwa-
peristiwa," kata Kay Redfield Jamison, profesor psikiatri di Universitas Sekolah Kedokteran
Johns Hopkins. Ia menambahkan, "Kebanyakan pikiran, kalau sehat, tidak menyikapi peristiwa
apa pun sebagai sesuatu yang begitu menghancurkan sehingga membenarkan tindakan bunuh diri."
Eve K. Moscicki, dari Lembaga Kesehatan Mental Nasional AS, mengamati bahwa banyak faktor
—beberapa diantaranya tersembunyi—bersama-sama membentuk perilaku yang mengarah ke bunuh
diri. Faktor-faktor tersembunyi itu mencakup gangguan mental dan kecanduan, bawaan genetik,
dan kondisi kimiawi otak. Mari kita perhatikan beberapa faktor itu.
Gangguan Mental dan Kecanduan
Yang terutama di antara faktor-faktor ini adalah gangguan mental dan gangguan yang bersifat
mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia dan penyalahgunaan alkohol
atau narkoba. Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan bahwa lebih dari
90 persen bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan gangguan-gangguan demikian. Bahkan,
para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di antara pria-pria yang tidak didiagnosis
menderita gangguan apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per 100.000 orang,
tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya melonjak menjadi 650 per 100.000 orang!
Dan, para pakar mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri ternyata serupa
dengan yang di negeri-negeri timur. Namun, sekalipun ada kombinasi antara depresi dan peristiwa
-peristiwa pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak bisa dielakan.
Profesor Jamison, yang juga pernah mencoba bunuh diri, mengatakan, "Orang-orang tampaknya
dapat menanggung depresi selama mereka yakin bahwa keadaan akan membaik." Akan tetapi, ia
mendapati bahwa begitu keputusasaan yang menumpuk menjadi tak tertanggulangi, kesanggupan
sistem mental untuk menahan dorongan bunuh diri secara bertahap melemah. Ia menyamakan
situasinya dengan rem mobil yang menipis akibat telanan yang terus menerus.
Adalah penting untuk mengenali kecenderungan demikian karena depresi dapat ditangani.
Perasaan tak berdaya dapat dipulihkan. Apabila faktor-faktor yang mendasar ditanghani, orang
-orang dapat bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap sakit hati dan tekanan yang sering
kali memicu bunuh diri.
|
www.watchtower.org
"Banyak keputusan untuk bunuh diri barangkali bergantung pada cara menyikapi peristiwa-
peristiwa."
|