Saya sebagai penggagas dan pengelola situs ini kaget, bangga sekaligus terharu!
Saya sama sekali tidak menyangka situs ini akan mendapat sambutan yang luar biasa seperti ini.
Sampai hari ketiga setelah profil saya dimuat harian KOMPAS (3/12), Hit Counter situs ini
mencatat lebih dari 1000 orang mengunjungi situs ini, luar biasa. Padahal saya pikir, situs
ini masih sangat sederhana baik tampilan maupun contentnya. Melalui situs ini sebenarnya
saya hanya ingin berbagi pengalaman, informasi dan pengetahuan dengan orang-orang yang
mengalami gangguan kejiwaan seperti yang saya alami. Yang saya ceritakan
di situs ini, sebagian merupakan pengalaman batin saya sendiri selama bertahun-tahun
bergumul dengan depresi—tepatnya gangguan bipolar atau manik depresif. Saya bukan psikolog,
psikiater atau praktisi kesehatan mental. Saya tidak punya latar belakang pendidikan formal
psikologi. Saya hanya belajar psikologi dari buku-buku, majalah dan surat kabar, juga
belajar dari pengalaman saya sendiri. Awalnya saya mempelajari psikologi, karena ingin
menyembuhkan diri sendiri. Saya ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan diri saya
dan bagaimana cara mengatasinya. Setelah kondisi kejiwaan saya mulai pulih, munculah
keinginan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan mereka yang mengalami gangguan
kejiwaan. Karena saya merasakan sendiri betapa pedih dan tersiksanya pikiran dan perasaan
ini selama menderita gangguan jiwa (saya tak sanggup menggambarkannya dengan kata-kata).
Harapan saya, dikemudian hari penderita gangguan jiwa tidak lagi merasa malu dengan kondisi
yang dialaminya. Dan masyarakat pun tidak menganggap penyakit kejiwaan sebagai aib dan hina,
sehingga si penderita harus disembunyikan atau dikucilkan.
Coba kita renungkan, apa bedanya penderita gangguan jiwa dengan penderita gangguan fisik,
sama-sama menderita bukan? Tapi mengapa orang merasa malu jika menderita gangguan jiwa
atau salah seorang anggota keluarganya menderita gangguan jiwa? Sementara orang yang
menderita gangguan fisik tidak merasa malu?
Anda mungkin pernah mendengar ucapan seperti ini:
"Anak saya sakit jantung, sedang dirawat di rumah sakit jantung."
Mereka tidak malu mengatakan itu!
Tapi pernahkah anda mendengar ucapan seperti ini:
"Anak saya sakit jiwa, sedang menjalani terapi di rumah sakit jiwa."
Saya kira tidak banyak orang yang berani berkata seperti itu—perlu jiwa besar dan
'keberanian' untuk mengatakanya. Dan mereka mengatakan itu mungkin dengan perasaan malu, mengapa?
Lalu adakah alasan yang logis dan rasional untuk merasa malu karena menderita gangguan
jiwa atau karena salah seorang anggota keluarganya menderita gangguan jiwa?
Saya hanya berharap, jika Anda mengalami gangguan jiwa jangan malu untuk mengakui bahwa
anda mengalaminya. Jangan menganggap bahwa apa yang menimpa anda sebagai aib yang menunjukan
kelemahan mental Anda. Jangan pula menganggap semua itu adalah kutukan atau siksaan Tuhan.
Saya pribadi selalu menganggap apa yang saya alami adalah ujian dari Tuhan. Orang-orang
yang mengalami gangguan mental adalah orang-orang yang bermental kuat, mengapa?
Tuhan tidak akan menguji seseorang melebihi batas kemampuannya. Tuhan lebih tahu
tentang diri kita dibanding kita sendiri. Tuhan tidak akan menguji anda dengan derita batin yang
hebat jika Tuhan menganggap anda tidak akan mampu mengatasinya.
Anda setuju dengan pendapat saya ini?
Jadi tidak ada alasan apapun bagi seseorang yang mengalami derita batin untuk merasa malu.
Tidak mudah memang mengatasi gangguan jiwa, tidak mudah meredakan gejolak batin kita sendiri.
Tetapi bukan berarti tidak bisa di atasi. Butuh usaha keras, kesabaran dan semangat pantang
menyerah. Tapi saya yakin derita batin yang Anda alami akan membuat Anda semakin
tahu dan mengenali siapa diri Anda yang sesungguhnya.
Jika Anda mampu mengatasi semua itu, Anda akan menjadi pribadi yang tangguh luar dalam,
tangguh fisik dan mental, percayalah!
Bagi mereka yang salah seorang anggota keluarganya (anak, adik, kakak, istri, suami
atau orang tua) menderita gangguan jiwa, saya berharap Anda tidak merasa malu karenanya.
Jangan kucilkan si penderita. Tempat terbaik baginya bukan dipanti rehabilitasi mental atau
rumah sakit jiwa. Tempat terbaik baginya adalah berada di tengah-tengah keluarganya,
diantara orang-orang yang dicintainya. Yang dia butuhkan adalah perhatian, pengertian,
dukungan, cinta dan kasih sayang. Perhatian dan kasih sayang tulus Anda akan sangat
membantu mempercepat kesembuhannya.
Pergulatan mengatasi derita batin adalah perang berat melawan pikiran-pikiran negatif diri
sendiri. Hanya ada dua pilihan bagi anda: menyerah dan kalah atau bangkit, melawan dan
memenangkan perang.
Saya sebagai penggagas dan pengelola situs ini sebenarnya ingin sekali menyapa Anda—para
pengunjung situs ini—satu persatu. Anda semua adalah tamu yang harus saya sambut dengan
suka cita. Namun, karena keterbatasan ruang dan waktu, saya tidak bisa melakukan semua itu.
Situs ini terbuka bagi siapapun yang membutuhkannya. Sesuai dengan motonya, saya ingin
menjadikan situs ini sebagai "teman dekat" bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun. Situs ini
milik Anda semua. Anda bukan hanya jadi pengunjung, tapi Anda juga bisa menjadi kontributor
untuk ikut mengembangkan situs ini. Karena itu saya mengajak Anda sekalian untuk berbagi
pengalaman, informasi dan pengetahuan seputar problem-problem kejiwaan melalui situs ini.
Informasi dan pengetahuan yang Anda miliki mungkin akan sangat bermanfaat bagi orang lain
yang membutuhkannya. Di situs ini kita bisa saling membantu, saling mendukung dan saling
meringankan beban mental. Beban berat akan terasa ringan jika dipikul bersama-sama. Untuk
berdiskusi, bertukar pengalaman dan informasi anda bisa memanfaatkan
Forum Diskusi
di halaman utama situs ini. Selain itu Anda juga bisa berkomunikasi langsung dengan pengunjung
lain melalui e-mail situs ini (sivalintar@yahoo.com) atau melalui email masing-masing.
Anda juga bisa merekomendasikan situs ini kepada teman dekat, kerabat atau sahabat,
Recomend Us.
Jika Anda membutuhkan bantuan. Jangan sungkan untuk memohon bantuan dan pertolongan. Dan
jika Anda mampu membantu, jangan segan mengulurkan tangan, membantu yang membutuhkan.
Saat Anda berhasil membantu seseorang mengatasi masalahnya, Anda akan merasakan kepuasan
batin yang tidak bisa dinilai dengan materi. Kepuasan batin (menurut saya) merupakan salah
satu obat mujarab untuk menyembuhkan derita jiwa. Saat Anda menolong atau membantu orang
lain hakikatnya Anda juga membantu diri Anda sendiri.
Dalam kesempatan ini, izinkan saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya atas tanggapan dan dukungan yang luar biasa dan membesarkan hati dari Anda
semua. Hal ini akan saya jadikan cambuk untuk berusaha lebih keras lagi mengembangkan situs
ini. Mohon maaf bila saya agak lambat dan kurang memadai merespon dukungan dan tanggapan
positif Anda semua. Semua itu karena keterbatasan fasilitas yang saya miliki. Maaf saya akan
'buka kartu': Saya mengelola situs ini sendirian. Dari mulai mencari dan
mengumpulkan bahan tulisan, menyusun dan mengeditnya, mendesain halaman situsnya sampai
mentransfernya ke server saya lakukan sendiri. Saya tidak punya komputer sendiri, selama ini saya
numpang, menggunakan komputer kantor—yang cuma satu-satunya—untuk mengerjakan semuanya.
Biasanya saya mengerjakannya saat jam istirahat atau selesai jam kerja, sekitar
30-60 menit setiap hari. Dan saya hanya bisa koneksi internet 2-3 kali seminggu.
Jadi terus terang saya kewalahan menanggapi dan merespon lonjakan
pengunjung situs ini. Untuk semua itu sekali lagi saya mohon maaf.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Profesor Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono (Dekan Fakultas Psikologi UI) dan Ibu Tika Bisono (Psikolog dan Entertainer) atas
dorongan dan dukungan morilnya untuk mengembangkan situs ini. Terima kasih kepada Ibu
Maria Hartiningsih (Jurnalis senior surat kabar KOMPAS) atas dimuatnya profil saya di
harian KOMPAS (Jum`at 3/12/2004) yang secara tidak langsung mempromosikan situs kejiwaan.
Sivalintar.tk kepada pembaca setia kompas di seluruh Indonesia. Terima kasih kepada PT.
Mandom Indonesia Tbk, atas perhatiannya terhadap nilai-nilai luhur kemanusiaan, kebebasan
dan kreativitas, yang diwujudkan melalui penyelenggaraan Mandom Rosolution Award 2004.
Terima kasih kepada psikolog, psikiater dan praktisi kesehatan mental. Dari tulisan-tulisan
Andalah saya belajar psikologi. Dari tulisan-tulisan Andalah saya tahu apa yang terjadi
dengan diri saya dan tahu bagaimana cara mengatasinya.
Terima kasih kepada Bapak/Ibu Hj. Ali Setiahermana, pimpinan sekaligus pemilik
perusahaan peternakan Antares Farm, tempat saya bekerja, yang selalu mendorong saya untuk maju dan mempelajari
hal-hal baru. Terima kasih dan do'a yang paling tulus untuk Ayahanda yang sekaligus teman
dan sahabat saya, yang selalu mendampingi dan membimbing saya tanpa kenal lelah dan dengan kesabaran yang
luar biasa saat saya berada dalam kubangan derita batin. Terima kasih dan do'a untuk Ibunda
yang penuh kasih dan cinta mengayomi saya. Terima kasih kepada keluarga, kerabat, sahabat dan
teman dekat serta siapapun yang telah mendukung dan membantu mewujudkan harapan dan impian saya.
Akhirnya, sebagai manusia yang selalu khilaf dan salah, dengan segala kerendahan hati saya
mohon maaf jika tulisan-tulisan saya di situs ini kurang berkenan di hati. Kritik dan saran
Anda semua sangat saya harapkan untuk perbaikan dan pengembangan situs ini,
Feedback.
Teman Dekat Anda,
Sivalintar/Tarjum
|