Salam Dari Tarjum
Surat dari Semarang yang Menggetarkan Hati.
Mas Tarjum Yth,
Di Tempat.
Dalam perjalanan dari Wonosobo ke Semarang saya membeli koran, kebetulan Kompas. Kebetulan
kok ada hal yang menarik pikiran dari jiwa saya, yaitu kehidupan Mas Tarjum. Apa yang ada
dalam pikiran dan jiwa Mas Tarjum, mendekati apa yang ada pada diri saya. Yang membedakanya
hanya kalau saya semakin hari semakin timbul dorongan untuk malas. Buku-buku kejiwaan di
perpustakaan pemda saya baca-baca tidak ketemu, tidak mewakili. Padahal saya ingin sembuh.
Anak saya pun mulai ada yang pemalu.
Berbahagia sekali , apabila Mas Tarjum sudi mengcopykan tulisan yang 75 halaman itu dan
pengalamanya untuk dikirim ke saya di belahan perkampungan pegunungan semarang ini. Soalnya
saya tidak tahu mesti bagaimana dan minta tolong kepada siapa. Semua biaya copy dan kirim
akan saya ganti kemudian jika diberikan alamat jelas.
Saya berkehendak ingin tahu cara mengatasi itu semua dan berapa lama. Saya sudah berusia
45 tahun, dengan tiga orang anak dan seorang istri. Saya tinggal serumah dengan keluarga
besar sanak saudara dan mertua. Hidup di wilayah pedesaan dengan hamparan kebun jambu biji
dan ternak kambing domba.
Terima kasih, semoga berkenan dan tidak membebani, jika ada yang salah tulis mohon maaf
sebesar-besarnya. Semoga kesehatan dan berkah Allah s.w.t untuk semua keluarga Mas Tarjum.
5/11/2004
Wassalam,
SY.
| |
|
Begitulah derita batin teman kita di Semarang.
Jika anda ingin membantu, memberi saran dan masukan untuk teman kita ini, silahkan
kirim e-mail ke: info@sivalintar.com.
E-mail dan alamat lengkap SY ada di redaksi sivalintar.com.
Mudah-mudahan saran dan masukan anda sekalian akan membantu mengatasi derita batinnya.
Selain itu, saya juga menerima banyak e-mail. Ada yang sekedar memberi komentar, ada juga
(sebagian besar) yang curhat, minta saran dan pandangan atas problem kejiwaan yang
dialaminya. Terima kasih atas sambutannya dan kepercayaan anda sekalian yang membesarkan
hati.
Mohon maaf, saya belum bisa membalas sebagian e-mail yang saya terima. Sebagian sudah saya
balas seadanya. Semua itu karena keterbatasan ruang, waktu dan fasilitas yang saya miliki.
Meski demikian, saya akan berusaha semampu saya untuk merespon setiap e-mail yang masuk
keruang redaksi Swalintar. Untuk sementara ini mungkin responnya agak lambat.
Selanjutnya kepada para pengunjung situs ini yang ingin curhat via e-mail atau surat, mohon
penjelasan apakah suratnya (termasuk nama, e-mail atau alamat) boleh dipublikasikan di
situs ini atau tidak.
Jika anda mengizinkan, content e-mail anda akan ditampilkan di situs ini, agar
bisa dibaca oleh semua pengunjung situs. Sehingga nantinya bukan hanya saya yang bisa
memberi saran dan masukan, tapi semua pengunjung situs bisa ikut memberi saran dan
masukan, melalui situs ini atau langsung melalui e-mail si pengirim.
Perlu saya jelaskan disini, kita semua (pengelola dan pengunjung situs ini) adalah 'teman
dekat'. Karena kita teman, maka kedudukan kita setara, tidak ada yang lebih tinggi atau
lebih rendah. Jika saya memberi saran dan pandangan/nasihat bukan berarti saya lebih tahu
atau lebih pandai dari anda, begitu pula sebaliknya. Saya memberi saran atau nasihat dalam
posisi saya sebagai teman dekat anda. Suatu saat jika saya punya masalah, saya juga akan
meminta saran dan nasihat anda. Disini kita bisa saling berbagi, saling membantu, saling
mengingatkan, saling menasihati dan akhirnya bisa saling meringankan beban pikiran
masing-masing. Motto situs ini adalah "Teman Dekat Kala Gelisah", apa artinya?
Jika seseorang mengalami masalah dalam hidupnya, masalah berat atau ringan,
biasanya lebih suka menceritakan masalahnya (curhat) kepada teman dekatnya ketimbang kepada
saudara atau orang tua. Kita cenderung lebih terbuka kepada teman dibandingkan kepada saudara
atau orangtua, tentu saja tidak semua orang seperti itu. Biasanya saat kita menerima saran
atau nasihat dari teman, kita tidak merasa dinasihati atau digurui. Kita lebih bisa menerima
saran dan nasihat dari teman ketimbang saran atau nasihat dari saudara atau orang tua yang
kadang seperti menghakimi.
Jadi sebagai teman dekat, mari kita saling berbagi, saling mengingatkan dan saling
menasihati. Bukankah Tuhan juga mengajurkan kepada kita untuk melakukan hal itu.
Salam,
Tarjum.
|