sivalintar   Teman Dekat Kala Gelisah

Berbagi Pengalaman
(Pengembangan Diri)



Kita semua dibuat terperangah dan terbengong-bengong manyaksikan perkembangan teknologi informasi (TI) yang luar biasa. Kita semua—mungkin juga termasuk mereka yang melek TI—dibuat tertatih-tatih mengikuti kecepatan perkembangannya. Ibaratnya kita seperti mengejar mobil Ferarinya Schumi dengan Opletnya si Mandra. Bukanya terkejar malah semakin tertinggal jauh.
Teknologi, termasuk teknologi informasi dikembangkan untuk membantu memudahkan manusia dalam melakukan segala aktivitasnya.
Karena itu, penguasaan bidang TI di abad informasi saat ini sudah menjadi keharusan dan tak bisa di tawar-tawar lagi. Agar kita tidak jadi oang 'gaptek' alias gagap teknologi yang hanya jadi penonton yang terbengong-bengong, berdecak kagum sambil garuk-garuk kepala.
Beberapa waktu yang lalu saya menerima kiriman tulisan, berupa sepenggal pengalaman pribadi penulisnya. Sang penulis mengisahkan pengalamannya tentang bagaimana sebuah perangkat TI mungil yang dikenal dengan nama PDA (Personal Digital Assistant) membantu melakukan aktivitasnya, bahkan dalam situasi mendesak sekalipun.
Agar lebih jelas, silahkan simak kisahnya.


Me and MyPDA in "Bis Umum"


Pernahkah Anda berada pada posisi 'urgent' atau berada pada posisi 'time critical'?, dimana kita benar-benar dikejar oleh deadline sebuah tugas seperti membuat laporan, naskah atau makalah misalnya. Tulisan ini tidak bermaksud untuk men-diskriditkan seseorang atau unsur kesombongan, namun hanya untuk menjelaskan bagaimana sebuah perangkat kecil yang bernama PDA (Personal Digital Assistant) dapat membantu mempermudah pekerjaan kita.... Begini ceritanya....

Ini pengalaman pribadi saya ketika beberapa hari lalu hendak pergi ke tempat kerja menggunakan bis umum, maklum saya hanya pegawai kecil yang belum mampu memiliki kendaraan sendiri.
Di tengah perjalanan, bis yang saya tumpangi berhenti untuk mengangkut seorang penumpang yang tampak tergesa-gesa, sepertinya dia seorang mahasiswa. Kebetulan dia duduk didepan kursi saya, dia membawa banyak buku, kertas fotocopy-an dan catatan, jangan salah sangka kalau saya memperhatikan dia, tapi sikapnya itu yang menarik perhatian saya, dia terlihat sibuk membuka buku dan catatannya, sesekali dia menuliskan sesuatu pada bukunya namun karena laju bis terganggu karena keadaan jalan yang tidak begitu baik membuat aktivitas menulisnya terganggu, menulis dalam mobil memang membuat tulisan kita tidak rapih, jadi menyon-menyon atau bahkan corat-coret karena goyangan mobil yang berjalan.
Ketika itu ponsel saya bergetar tanda ada panggilan masuk, saya memang sengaja tidak mengaktifkan ringtone tapi hanya mengaktifkan fungsi getar saja pada ponsel saya jika saya sedang berada dalam kendaraan umum atau di tempat-tempat umum lainnya. Yang menelepon itu ternyata rekan kerja saya, dia menyuruh saya untuk segera membuat soal untuk ujian besok. Setelah menjawab telepon tadi, saya merogoh PDA dari saku kemeja sementara saya lihat mahasiswa tadi masih sibuk dengan tugas dan aktivitas menulisnya yang terganggu karena goyangan mobil yang kami tumpangi.
Saya mengeluarkan PDA dari saku kemeja dan mulai membuat soal dengan bantuan perangkat tersebut, menulis soal dengan bantuan stylus pen tanpa takut tulisan saya menyon-menyon karena goyangan mobil, saya juga melihat bahasan terakhir untuk pelajaran yang saya ajarkan pada mahasiswa saya cukup dengan menyentuhkan pena stylus pada permukaan layar PDA tanpa harus membuka buku catatan atau buku paket yang tebal, setelah selesai membuat soal saya langsung membuat form nilai untuk daftar mahasiswa saya, dan semuanya itu dilakukan dalam bis umum yang sedang melaju, karena semua catatan, buku, dan data mahasiswa yang saya perlukan sudah ada dalam sebuah perangkat kecil yang bisa dimasukkan kedalam saku kemeja, ya itu tadi, sebuah PDA. Semua data yang saya buat tadi sudah siap untuk dicetak jika saya sudah sampai ditempat kerja nanti.
Dan jangan sangka kalau saya menggunakan PDA atau PocketPC yang harganya mahal, saya hanya menggunakan sebuah PDA yang berharga tidak lebih dari setengah juta rupiah namun memiliki kemampuan yang handal dan dapat memenuhi semua kebutuhan saya.
Saya melihat pada mahasiswa tadi yang masih sibuk dengan buku dan catatannya, dalam hati saya berkata "Kaciaaaaaaan deh lo".

Rosgani
rosgani@hotpop.com
http://tagtag.com/rosgani



Home    Kembali