sivalintar   Teman Dekat Kala Gelisah


Berbagi Pengalaman

Ada pengalaman menarik dan mengesankan mengenai hal ini. Beberapa tahun yang lalu saya mendengar dan memperhatikan keluhan seorang ibu rumah tangga yang baru saja tertimpa musibah berat. Dari penuturannya dan gejala yang nampak dari perubahan sikap dan perilakunya, saya berkesimpulan dia mengalami depresi cukup berat. Saya ajak dia berbicara dan berbagi pengalaman. Saya ceritakan kepadanya pengalaman saya sendiri menghadapi depresi. Selain itu saya berikan juga beberapa artikel mengenai depresi yang pernah saya baca. Setelah itu dia baru mengerti dan menyadari apa yang tejadi dengan dirinya . Sang ibu secara bertahap mulai mampu mengendalikan pikiran dan perasaannya. Sikapnya yang tebuka sangat membantu mempercepat pemulihan kondisi psikologisnya. Saat ini sang ibu sudah pulih kondisi kejiwaanya dan hidup sehat dan bahagia dengan suami tercinta dan kedua putra yang disayanginya.

Bila Anda sekalian punya pengalaman berharga mengenai masalah kejiwaan dan kesehatan mental silahkan kirim naskah anda ke E-mail: sivalintar@yahoo.com. Pengetahuan dan pengalaman Anda mungkin bisa membantu seseorang yang sedang dilanda keresahan dan kegelisahan batin. Namun mohon maaf, untuk saat ini kami belum bisa memberi imbalan apapun. Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih atas niat baik dan ketulusan Anda sekalian.

Naskah yang menarik akan kami tampilkan di halaman situs ini. (Mohon disertakan identitas lengkap dan E-mail pengirim).

Terimakasih,

Redaksi.

Sebuah Pengalaman

Seorang Remaja Penderita Depresi

Andi (15 th) bukan nama sebenarnya, seorang remaja siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebuah kota kecil. Ia tergolong anak yang cerdas dan berbakat. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sampai SMP hampir selalu ranking pertama di kelasnya. Namun dibalik prestasi belajarnya yang sangat baik, Andi menyimpan beban perasaan yang tidak pernah dikemukakan kepada siapapun, termasuk orang tuanya sendiri. Dia merasa tertekan, cemas dan gelisah karena ketidakmampuannya bergaul di lingkungan sekolahnya. Sementara Andi sudah memasuki masa fuber (tumbuhnya perasan menyukai lawan jenis) dan ia butuh teman untuk berbagi cerita.

Sejak itu, Andi menjadi anak yang pendiam, pemalu, tertutup dan lebih suka menyendiri. Ia cenderung menghindari dan menarik diri dari lingkungan pergaulan, baik di sekolah maupun di rumah.

Perasaan tertekan dan minder (rendah diri) semakin menjadi-jadi saat Andi mulai memasuki bangku SMU. Masa remaja, masa "paling indah" dalam kehidupan seseorang yang seharusnya dipenuhi dengan keceriaan dan kegembiraan tidak pernah dirasakan olehnya. Tak ada keceriaan dan kegembiraan. Yang dirasakan olehnya hanya kecemasan, kegelisahan dan perasaan rendah diri yang semakin dalam. Rasa percaya dirinya jatuh pada titik terendah. Berada diantara teman-teman sekolahnya merupakan siksaan baginya. Saat itulah merupakan puncak penderitaan batinya. Prestasi belajarnya --satu-satunya prestasi yang dibanggakannya-- anjlok drastis. Saat kenaikan kelas (dari kelas satu ke kelas dua) Andi hanya berada pada urutan ke-34 dari 45 siswa di kelasnya.

Dengan prestasi pas-pasan saat kelulusan, Andi gagal masuk perguruan tinggi negri yang diidamkanya. Akhirnya si remaja malang --yang sebenarnya cerdas dan berbakat-- ini hanya menjadi karyawan rendahan di sebuah perusahaan swasta di desanya.



Mari kita saling berbagi pengalaman



Jangan Dilewatkan !!!

Anda ingin menulis kisah perngalaman pribadi, memberi saran, komentar, atau ingin berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama pengunjung situs ini, silahkan klik [Di sini]