Catatan Harian
11 Maret 1997
Kebahagiaan yang tak dapat diukur dengan materi sebesar apa pun. Mungkin inilah yang
namanya hikmah dan berkah ibadah puasa Rhamadhan. Mungkin juga inilah buah dari usaha
kerasku selama bertahun-tahun. Tapi yang pasti semua ini merupakan kehendak Allah, yang
telah mengabulkan doa-doaku serta do'a ayah dan ibuku.
Rasa percaya diri bagi orang lain mungkin bukan suatu yang istimewa, karena mereka tidak
pernah kehilangannya. Tapi bagiku rasa percaya diri sungguh sangat berarti bahkan bernilai
tinggi, bagian dari diriku yang sangat berharga.
Saat ini aku merasa seperti telah menemukan kembali diriku yang sekian lama hilang,
tertimbun lumpur derita batin yang begitu dalam. Keyakinan dan rasa percaya diri mulai
tumbuh subur, seperti pohon yang tersiram air hujan dan ditaburi pupuk. Jiwaku terasa
lebih tenteram, tenang dan bahagia. Pikiranku lebih jernih dan terbuka dalam menyikapi
beragam realitas kehidupan. Emosiku lebih terkendali. Harapan dan optimisme untuk
mewujudkan cita-cita seakan terbuka lebar. Meski demikian aku akui, aku belum sepenuhnya
mampu mengendalikan pikiran, sikap dan tindakanku sendiri. Tapi aku yakin aku bisa
mengatasinya. Aku berharap, semua ini merupakan modal untuk menjalani hidup yang lebih
baik, mewujudkan harapan, cita-cita dan impian yang terputus di tengah jalan.
3 Agustus 1997
Ucapan syukur Alhamdulillah aku panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah
mendengarkan dan mengabulkan do'a-do'aku selama ini. Kondisi jiwaku mulai pulih, rasa
percaya diri dan keberanianku mulai tumbuh. Aku merasakan ada perubahan dalam diriku.
Beberapa tahap lagi mungkin, dan aku yakin kondisi jiwaku akan kembali pada keadaan normal.
Setelah itu aku akan mulai membangun dan mengembangkan diriku (jiwa dan ragaku) kembali
untuk mencapai harapan, cita-cita dan impian yang selama ini tertunda.
Sudah 14 tahun aku berusaha dan berdo'a untuk mengobati penyakit jiwaku, mengatasi derita
batinku yang teramat berat dan telah merusak diri dan kehidupanku. Hingga aku kehilangan
harapan dan cita-cita. Aku kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam diriku,
kepercayaan diri. Kini kondisi jiwaku mulai pulih, walaupun belum 100 persen. Diiringi
kondisi fisiku yang makin berkembang. Yang paling membahagiakan diriku, kemampuanku dalam
berkomunikasi dan bergaul semakin membaik.
Hal lain yang sudah dan masih terus aku lakukan-sebagai sebuah terapi mental-adalah
meningkatkan kemampuan fisikku dalam bidang olah raga khususnya bola voli. Selain untuk
mengembangkan dan memperkokoh rasa percaya diriku, sekaligus untuk mencari lebih banyak
teman dan memperluas pergaulan. Sekarang langkahku terasa semakin mantap!
2 Februari 1998
Fajar menyingsing di ufuk timur, ayam jantan berkokok menyambut datangnya pagi yang cerah
dan ceria. Suara bedug bertalu-talu mengiringi suara takbir, tahlil, dan
tahmid di setiap mesjid. Semua orang berbahagia dan bergembira menyambut datangnya
Idul fitri, 1 Syawal 1418 hijriah. Umat islam kembali kepada fitrah kesuciannya sebagai
manusia, setelah menjalani ujian fisik dan mental selama sebulan penuh, melaksanakan
ibadah puasa di bulan suci Rhamadhan.
Setiap muslim merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bagiku
sendiri, pada hari raya ini memperoleh dua kebahagiaan sekaligus.
Pertama, bahagia karena telah dapat melaksanakan tugas agama, melaksanakan ibadah
puasa sebulan penuh. Puasa dalam arti fisik dan mental.
Kedua, bahagia karena kurasakan ada perubahan yang sangat berarti dengan kondisi
jiwaku yang semakin baik. Pada saat melaksanakan ibadah puasa pun aku merasakan
ketenangan dan ketenteraman hati yang luar biasa, yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Akhirnya aku mengambil kesimpulan, bahwa apabila kita melaksanakan ibadah sebagai tugas
setiap muslim dengan sungguh-sungguh dan didasari niat yang ikhlas, kita bukan hanya
memperoleh pahala dan kebahagiaan di hari akhir nanti, tetapi dapat kita rasakan
manfaatnya sekarang juga di alam dunia ini, walau mungkin bukan dalam bentuk materi.
7 Februari 1998
Perubahan demi perubahan ke arah yang lebih baik sangat aku rasakan beberapa bulan
terakhir ini, terutama perubahan yang aku rasakan saat aku menjalankan ibadah puasa
Rhamadhan dan setelah aku menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Aku yakin inilah hikmah
dari ibadah puasa. Allah telah mengabulkan do'a-do'aku yang aku sampaikan pada-Nya. Dan
syariatnya inilah buah dari usaha dan kerja kerasku untuk mengatasi gangguan jiwaku yang
telah kuderita selama 10 tahun lebih sampai saat ini.
Sekarang aku berani mengatakan, diriku (jiwaku) telah sembuh 90 persen. Meski demikian,
masih ada beberapa hal yang merupakan efek samping dari depresi yang telah merusak watak
dan kepribadianku. Salah satunya adalah hilangnya keberanian dan tumbuhnya rasa malu yang
berlebihan. Hal inilah yang belum bisa aku pulihkan sepenuhnya pada keadaan yang normal.
Walaupun demikian aku akan terus berusaha membangun dan mengembangkan karakter dan
kepribadianku untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin yang merupakan dambaan setiap
insan.
21 September 1998
Saat ini aku merasa kondisi jiwaku sudah semakin stabil dan mantap, bahkan dalam kondisi
yang sangat baik dibanding waktu sebelumnya. Sekarang aku merasa lebih bisa mengontrol
dan mengendalikan emosiku. Semua itu berkat latihan pengendalian diri yang aku lakukan
melalui pusa sunnah Senin-Kamis.
Inilah kondisi fisik dan mentalku yang terbaik yang aku capai saat ini, walaupun belum
sampai pada kondisi terbaik seperti yang aku harapkan. Aku semakin percaya diri dalam
menghadapi segala hal dan lebih optimis menyongsong masa depanku. Aku yakin ini semua
hasil usaha dan kerja kerasku dengan iringan do'a yang selalu aku panjatkan kepada-Nya.
Allah telah mengabulkan do'a-do'aku dan menunjukan jalan keluar, menuju kehidupan yang
lebih baik serta ketenangan lahir dan batin. Tidak lupa aku akui, semua ini juga berkat
bimbingan ayah yang tidak bosan-bosannya memberiku nasehat dan arahan. Sungguh aku merasa
semua ini merupakan anugerah dan rahmat Allah yang tak terkira. Aku tidak tahu bagaimana
aku harus mensyukuri semua ini. Dengan segala kerendahan hati aku hanya bisa mengucapkan
syukur Alhamdulillah.
8 Juli 1999
Ucapan syukur Alhamdulillah aku panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi atas limpahan
nikmatnya tak terhingga padaku saat ini. Sungguh sekarang aku merasakan kebahagiaan dan
ketenangan batin yang tak bisa aku gambarkan dengan rangkaian kata-kata. Aku merasa
seakan-akan akulah orang yang paling bahagia saat ini.
Diantara hal-hal yang membuatku sangat bahagia saat ini adalah
- Kondisi kesehatanku saat ini sangat baik, fisik maupun mental.
- Aku seperti menemukan kembali segala kemampuan, bakat dan kreatifitasku yang sempat
tenggelam dan hampir hilang sekian lama.
- Aku bisa menggali dan mengembangkan bakatku dibidang seni lukis. Aku akan kembangkan
bakatku ini, selain untuk memperoleh kepuasan batin, mungkin juga suatu saat nanti bisa
menambah penghasilan.
- Kemampuanku dibidang olah raga khususnya bola voli mengalami kemajuan yang berarti,
baik kemampuan fisik, teknik maupun mental. Kemampuan ini akan aku latih dan aku
kembangkan terus hingga bisa mencapai prestasi puncak.
Aku pikir anugerah Allah yang luar biasa ini tidak bisa diukur dengan materi sebesar apa
pun. Hanya ucapan syukur yang bisa aku panjatkan ke hadapan-Nya. Semoga aku selalu berada
di jalan yang diridhoi-Nya. Amin.
28 Januari 2000
Syukur alhamdulillah aku panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, aku merasa banyak
sekali anugerah-Nya yang aku terima. Selesai melaksanakan ibadah puasa di bulan Rhamadhan,
seiring menyingsingnya fajar Idul fitri, 1 Syawal 1420 Hijriah ini, seperti Idul fitri
tahun-tahun sebelumnya aku merasa banyak sekali hikmah, bahkan anugerah yang luar biasa
dari-Nya. Aku seperti menemukan jati diriku yang selama ini seperti hilang.
Sekarang aku merasa lebih percaya diri, optimis dan lebih bahagia. Segala kekuatan dan
keberanianku seperti bergelora membakar dan menghangatkan jiwaku. Aku merasa kuat dan
berani menghadapi apa pun yang akan merintangi langkahku untuk mencapai harapan dan tujuan
hidupku. Keyakinanku lebih kuat, langkahku lebih mantap, menapaki jalan yang akan
membawaku mencapai harapan dan cita-cita, mencapai sukses di hari depan.
Ya, Allah, bimbinglah aku agar selalu berada di jalan-Mu, antarkan aku mencapai
kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat.
|