sivalintar   Teman Dekat Kala Gelisah

    Depresi Terselubung

Naskah tulisan dibawah ini saya kutip dari tulisan Dr. H. M. Surya, dengan judul artikel: Depresi Terselubung dan Peranan Keluarga, yang dimuat di majalah Suara Daerah tahun 1988.

Beberapa Contoh Gejala
Depresi Terselubung

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai banyak manifestasi perilaku para anggota keluarga yang merupakan gejala depresi terselubung. Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh.

Tuan A (51 th) seorang pegawai negeri di suatu instansi, sudah lama merasakan kegelisahan dan rasa cemas yang tidak jelas alasannya. Akhir-akhir ini ia sering marah-marah kepada istrinya maupun kepada anak-anak, nafsu makan menurun, tidak betah di rumah dan tidak dapat tidur dengan baik. Kalau ditanya apa alasannya, Tuan A tidak dapat menjelaskan secara pasti. Dalam empat tahun lagi Tuan A akan pensiun dan enam orang anaknya masih sekolah pada beberapa sekolah negeri dan swasta.

Nyonya B (48 th) adalah istri dari seorang pimpinan suatu perusahaan swasta yang boleh dikatakan cukup maju. Akhir-akhir ini sering mengeluh merasa pusing kepala, tidak ada nafsu makan, susah tidur, dsb. Ia diliputi perasaan was-was pada saat menjelang suaminya pulang dari tempat kerjanya. "Sesungguhnya suamiku sangat mencintaiku, akan tetapi entah apa aku selalu cemas, sedih dan khawatir", kata Nyonya B.

ZK (23 th) adalah seorang mahasiswa tingkat akhir dari suatu perguruan tinggi di Bandung. Semenjak ibunya meninggal dunia karena penyakit kanker kandungan, ia selalu tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, susah tidur, dan selalu ingin pergi tanpa tujuan yang jelas. Yang aneh adalah dia selalu sulit berkomunikasi dengan ayahnya meskipun dulunya ia selalu dekat. Ia merasa canggung atau segan untuk mendekati apalagi berbicara atau bercanda seperti dulu.

Pak M (31 th) seorang guru SD di desa Gunung Salju, selalu merasa diliputi rasa berdosa tanpa alasan yang jelas. Setiap kali berjumpa dengan murid, dengan guru lain, atau Kepala Sekolah, jantungnya berdebar dan diliputi rasa sedih yang mendalam. Kadang-kadang tanpa disadari air matanya menetes, apalagi kalau sedang sendirian. Kalau pulang ke rumah, perasaan itu makin menjadi tatkala bertemu dengan istrinya.

Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan sebagian kecil ilustrasi gejala depresi terselubung. Dari contoh di atas, semua gejala akan mengalir ke dalam keluarga meskipun sebabnya berasal dari luar.





Advertisement

Topik Terkait :