Topik Terkait :
Jutaan orang di seluruh dunia menderita gangguan afektif
—apakah gangguan bipolar atau suatu bentuk depresi klinis.
"Satu-satunya hal yang konsisten tentang
gangguan bipolar adalah bahwa itu tidak pernah konsisten."
"Gangguan bipolar adalah bunglonnya gangguan kejiwaan, mengubah
tampilan gejalanya dari satu pasien ke pasien lain, dan dari satu episode ke episode lain
bahkan pada pasien yang sama."—dr. Francis Mark Mondimore
|
Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,
gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu
kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode
manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. begitu meningkatnya hingga
melampaui batas normal suasana hati yang baik". Fase peningkatan ini disebut
mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat.
Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat
terjaga selama berhari-hri tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda
kehabisan energi. Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang
sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi.
"Mania sering kali
mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang
menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan," kata laporan yang
dibuat oleh Institut Kesehatan Mental Nasional AS. Berapa fase mania ini
berlangsung? kadang-kadang hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus
berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh
pasangannya, depresi.
Yang paling beresiko mengalami gangguan bipolar adalah
orang-orang yang anggota keluarganya mengidap penyakit itu. Kabar baiknya
adalah bahwa ada harapan bagi para penderita. "Jika didiagnosis lebih awal,
dan ditangani sepatutnya," kata buku The Bipolar Child,"anak-anak itu
serta keluarga mereka dapat menjalani kehidupan yang jauh lebih
setabil."Penting untuk diperhatikan bahwa satu gejala saja tidak
memperlihatkan adanya depresi atau gangguan bipolar. Seringkali diagnosis
didapat dari serentetan gejala yang terlihat selama suatu jangka waktu
Pikiran yang Tersiksa
Di seluruh dunia, depresi dan gangguan bipolar menyerang jutaan pria dan wanita.
Bagaimana mereka dapat dibantu?
Nicole telah mengalami periode-periode suasana hati yang suram sejak ia berusia 14
tahun. Tetapi, pada usia 16 tahun, ia mulai mengalami sesuatu yang baru—keadaan euforia
yang mengejutkan dan energi yang luar biasa tinggi. Gagasan yang berseliweran menyerbu
benaknya, ucapan yang terbata-bata, dan kekurangan tidur disertai kecurigaan tak berdasar
bahwa teman-temannya sedang memanfaatkan dia. Lantas, Nicole menyatakan bahwa ia dapat
mengubah warna benda-banda sesuai dengan keinginnanya. Pada saat itulah, ibu Nicole sadar
bahwa bantuan medis dibutuhkan, maka ia membawa Nicole ke rumah sakit. Setelah dengan cermat
memonitor suasana hati Nicole yang berubah-ubah, para dokter akhirnya mencapai sebuah
diagnosis: Nicole mengidap gangguan bipolar.#
Seperti Nicole, jutaan orang di seluruh dunia menderita gangguan afektif—apakah
gangguan bipolar atau suatu bentuk depresi klinis. Dampak penyakit-penyakit ini
dapat menghancurkan. "Selama bertahun-tahun saya sangat menderita," kata seorang pasien
bipolar bernama steven. "Saya mengalami depresi yang mengerikan dan kemudian euforia yang
berlebihan. Terapi dan pengobatan membantu, tetapi saya masih harus berjuang keras."
Apa penyebab gangguan afektif? Seperti apa rasanya diserang depresi atau gangguan bipolar?
Bagaimana para penderita—dan orang-orang yang merawat mereka—dapat menerima
dukungan yang dibutuhkan?
Dalam tahun-tahun belakangan ini, gangguan bipolar telah mendapat lebih banyak perhatian
publik. Gejala penyakit ini mencakup perubahan suasana hati yang parah, yang bolak-balik
antara depresi dan mania.## "Selama fase depresi," kata sebuah buku yang baru
diterbitkan oleh Ikatan Dokter Amerika, "Anda mungkin dihantui oleh gagasan untuk bunuh diri.
Selama fase mania penyakit Anda, penilaian Anda yang baik mungkin lenyap dan Anda mungkin
tidak bisa melihat bahayanya tindakan Anda."
Gangguan bipolar mungkin mempengaruhi 2 persen penduduk Amerika Serikat, yang berarti ada
jutaan penderita di negeri itu saja. Namun, angka saja tidak dapat melukiskan betapa
tersiksanya hidup dengan gangguan afektif.
Gangguan Bipolar—Selalu berubah-ubah
"Kestabilan adalah tempat bertamu penderita bipolar. Tak seorang pun dari kami yang
benar-benar tinggal disitu."—Gloria
DEPRESI KLINIS memang penuh tantangan. Namun, sewaktu ditambah lagi dengan mania,
hasilnya disebut gangguan bipolar.### "Satu-satunya hal yang konsisten tentang
gangguan bipolar adalah bahwa itu tidak pernah konsisten." kata seorang penderita bernama
Lucia. Selama mania, kata The Harvard Mental Health Letter, pasien bipolar "dapat
sangat suka ikut campur dan mendominasi. Dan euporia mereka yang sembarangan dan tidak
bisa diam bisa tiba-tiba berubah menjadi kekesalan atau kemarahan".
Lenore mengingat pengalamanya sewaktu dilanda mania. "Saya memiliki energi yang meluap-luap,"
katanya. "Banyak orang menjuluki saya wanita super. Orang bilang, 'Seandainya saya bisa
seperti kamu'. Saya sering merasa sangat kuat, seolah-olah saya dapat melakukan apa saja.
Saya melakukan kegiatan harian dan hanya sedikit tidur—dua atau tiga jam semalam.
Namun saya bangun dengan tingkat energi yang sama tingginya."
Tetapi, pada waktunya, awan hitam mulai merundung Lenore. "Di puncak euporia saya," katanya,
"saya merasakan gejolak jatuh di dalam diri saya, bagaikan mesin yang tidak bisa dimatikan.
Tiba-tiba suasana hati saya yang menyenangkan menjadi agresif dan destruktif. Saya melancarkan
serangan verbal terhadap seorang anggota keluarga tanpa alasan. Saya marah, benci, dan
benar-benar tak terkendali. Setelah memperlihatkan perilaku yang menakutkan ini, saya tiba-tiba
merasa lelah, ingin menangis dan sangat depresi. Di pihak lain, saya bisa berubah lagi ke
diri saya yang sangat ceria itu, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Perilaku yang tidak karuan akibat gangguan bipolar ini merupakan sumber kebingungan bagi para
anggota keluarga. Mary, yang suaminya menderita gangguan bipolar, menyatakan, "Bingung
rasanya melihat suami saya yang bahagia dan senang bicara kemudian tiba-tiba menjadi putus
asa dan pendiam. Kami benar-benar berjuang untuk menerima fakta bahwa ia tidak sanggup mengendalikan
hal ini.
Ironisnya, gangguan bipolar sering kali sama menyusahkanya—bagi sang penderita. "Saya
iri pada orang-orang yang punya keseimbangan dan kestabilan dalam kehidupan mereka," kata
seorang pasien bipolar bernama Gloria. "Kestabilan adalah tempat bertamu penderita bipolar.
Tak seorang pun dari kami yang benar-benar tinggal disitu."
Apa penyebab gangguan bipolar? Salah satunya adalah faktor genetis—yang lebih kuat dari
pada faktor depresi. "Menurut beberapa kajian ilmiah," kata Ikatan Dokter Amerika, "anggota
keluarga dekat—orang tua, kakak, adik, atau anak-anak—dari penderita depresi
bipolar lebih cenderung mengalami penyakit ini 8 hingga 18 kali daripada anggota keluarga
dekat dari orang yang sehat. Selain itu, memiliki seorang anggota keluarga dekat yang
menderita depresi bipolar dapat membuat Anda lebih rentan terkena depresi mayor."
Kontras dengan depresi, gangguan bipolar tampaknya menyerang pria dan wanita dalam jumlah
yang sama. Hal ini paling sering dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi
kasus-kasus gangguan bipolar telah didiagnosis pada remaja dan bahkan anak-anak. Meskipun
demikian, menganalisis gejalanya dan menarik kesimpulan yang benar dapat sangat sulit bahkan
bagi seorang pakar medis. "Gangguan bipolar adalah bunglonnya gangguan kejiwaan, mengubah
tampilan gejalanya dari satu pasien ke pasien lain, dan dari satu episode ke episode lain
bahkan pada pasien yang sama," tulis dr. Francis Mark Mondimore dari Fakultas Kedokteran
di Jhons Hopkins University.
"Ia bagaikan siluman yang dapat menyelinap mendatangi korbanya dengan berjubahkan gelapnya
kesedihan tetapi kemudian menghilang selama bertahun-tahun—lantas datang kembali
dengan berjubahkan mania yang terang-benderang tetapi berapi-api."
Jelaslah, gangguan afektif sulit didiagnosis dan bahkan dapat lebih sulit lagi bagi penderitanya.
Tetapi ada harapan bagi para penderita.
# Juga disebut gangguan manik-depresif.
Harap diperhatikan bahwa sebagian gejala ini dapat mengindikasikan skizoprenia, penyalahgunaan
narkoba, atau bahkan penyesuaian diri remaja yang normal. Diagnosis hendaknya dibuat hanya
setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh seorang pakar yang cakap.
## Mania adalah gejolak emosi yang
dicirikan dengan tindakan hiperaktif, perilaku yang tidak menentu dan perasaan melambung.
###Para dokter melaporkan bahwa
setiap suasana hati sering bertahan selama berbulan-bulan. Namun, kata mereka, beberapa
"pasien bersiklus cepat" berubah-ubah antara depresi dan mania beberapa kali pertahun. Dalam
kasus yang langka, para penderita berpindah dari satu ekstrem ke ekstrem lain dalam waktu
24 jam.
Fhoto: www.watchtower.org
|