Perasaan Rendah Diri Memepengaruhi Segala Hal Dalam Diriku
Perasaan rendah diriku bukan hanya soal penampilan semata, namun—tanpa aku sadari—telah
merasuki hampir segala hal dalam diriku, mempengaruhi setiap sikap dan tindakanku.
Untuk menjelaskan hal ini akan aku ceritakan salah satu bagian pengalaman masa kecilku
(masa sekolah)
Sejak kecil bahkan sebelum masuk sekolah, aku mempunyai hoby dan bakat yang sebenarnya jarang
dimiliki orang lain yaitu hoby dan bakat menggambar.
Aku masih ingat, waktu kecil (belum sekolah) jika ibuku sedang memasak di dapur, aku suka
memungut arang bekas kayu bakar untuk menggambar di pintu dapur, di tiang atau di bilik rumah.
Rumahku merupakan rumah tradisional khas Sunda berupa rumah panggung berdinding bilik bambu dan
papan kayu, dengan tiang, pintu dan jendela juga terbuat dari kayu. Bilik, tiang dan pintu rumah
jelek itu dipenuhi gambar-gambar berwarna hitam arang kayu bakar.
Hoby ini aku jalani begitu saja secara otodidak, tanpa ada usaha khusus untuk mengembangkanya
lebih jauh.
Saat di Sekolah Dasar (SD), ada seorang teman sekelasku yang juga punya hoby dan bakat menggambar
seperti aku. Secara teknis kemampuan menggambar kami bisa dibilang setara, yang berbeda hanya
karakter gambarnya saja. Kami biasanya menggunakan kertas atau bagian-bagian halaman buku
catatan kami yang kosong sebagai media gambar.
Coretan-coretan gambarku tipis, halus dan patah-patah. Sedangkan coreta-coretan gambar temanku
itu tebal, tegas dan terkesan berani. Dari coretan dan karakter gambarnya saja sudah kelihatan,
bahwa dia sangat percaya diri dalam menggambar, sedangkan aku sebaliknya, kurang percaya diri.
Saat itu (lagi-lagi) aku merasa, gambar-gambar yang dia buat lebih bagus dari gambar buatanku.
Aku juga merasa, teknik dan karakter gambarnya lebih baik dan menarik dari teknik
dan karakter gambarku.
Aku sering meniru (walaupun sebenarnya aku tidak suka) teknik dan karakter gambarnya. Bukan
itu saja, aku juga meniru teknik dan karakter tulisannya. Semua itu aku lakukan hanya karena
aku merasa gambar dan tulisan dia lebih baik dan menarik dibanding gambar dan
tulisanku sendiri.
Padahal di lubuk hatiku yang terdalam sebenarnya aku tidak rela dalam hal apapun jika harus
meniru cara dan gaya orang lain. Aku ingin menunjukan gayaku sendiri, ciri khas dan jati diriku.
Tapi entah mengapa aku seperti tidak mempunyai kekuatan untuk menunjukanya. Kepercayaan diriku
yang rendah menghalangiku untuk melakukanya.
Disini tampak jelas, ketidak percayaan diriku sangat mempengaruhi cara pandang, sikap dan tindakanku
dalam segala hal. Bahkan dalam hal-hal yang sepele pun aku tidak percaya diri. Aku selalu merasa
orang lain lebih baik dariku.
Percaya diri adalah dasar dari segala prestasi, demikian judul artikel di sebuah tabloid
ternama ibu kota.
"Kita jarang bisa meraih sesuatu yang berarti sebelum percaya kita bisa menyelesaikan
tugas-tugas tertentu."
Artikel selengkapnya
|